siapa sich AKHWAT itu??

Sampai hati ini saya saya belum paham dengan jelas siapa yang dinamakan akhwat ataupun ikhwan itu?

pernah ada obrolan mengenai ikhwan kepada saya.

" mbak, mau aku kenalin sama cowok?, denger-denger mbak pengen nikah nich? "

"boleh dik, ikhwan gag? "

"Emang ikhwan itu yang gimana yah mbak? "

" Paling ndak dia Liqo salah satunya bacaan qur-annya satu juz perhari dek!"

saya terdiam sesaat sambil memikirkan apakah pria-pria yang mengaku ikhwan di hadapan saya melakukan hal ini, dan saya pun tak melanjutkan perbincangan.

Lalu, siapa yang dinamakan akhwaat...

Dulu awal memasuki dunia perkuliahan saya sering merasa kagum dengan gadis-gadis yang sering di sebut akhwat. Saat dulu saya belum berhijab, saya mengagumi muslimah-muslimah tangguh yang santun, menggunakan jilbab panjang, menggunakan rok di setiap aktivitasnya, menundukkan kepala ketika berinteraksi dengan ikhwan, bahkan ketakutan ketika telapak kakinya bila sampai terlihat oleh lawan jenis sehingga menggunakan kaos kaki kemanapun.

Namun kini, memasuki tahun ketiga masa perkuliahan saya semakin banyak tahu dan semakin di bingungkan dengan cap-cap yang ditempelkan pada muslimah-muslimah yang sering di sebut dengan akhwat ini. Beberapa gadis berjilbab yang sering di sebut akwat ini satu sama lain ada yang meng-ghibahkan saudaranya yang berada satu garis juang dengannya entah ia sadar atau tidak membicarakannya, ada juga yang katanya akhwat sejati melukai hati saudaranya hingga memutuskan keluar di jalan dakwah karena rasa sakit hatinya, belum lagi yang  mengaku dirinya akhwat dengan lugas dan mengakui dengan lugas pula menjalin hubungan (baca : pacaran, red-) dengan ikhwan. Jujur saya geli sendiri mendengarnya.

Yah, mungkin saya bukan akhwat! Saya tidak memakai rok meski saya sangat suka melihat wanita menggunakan rok, bacaan quran saya juga belum berhasil 1juz pehari paling banter saya baru 4 lembar perhari, saya pun tidak berbicara santun terhadap teman, wong saya ceplas-ceplos kalo bicara tapi insyaAllah orang-orang sekitar saya berbicara langsung jika kurang berkenan dengan  cara, bicara, dan tindakan saya. ataupun , amanah yang saya  emban belum tentu di tuntaskan dengan baik. Yups saya jauh dari sosok akhwat.

Setidaknya saya berupaya "memantaskan diri" agar mendapatkan jodoh seorang ikhwan. saya berusaha menjaga penampilan saya, berusaha menjaga istiqomah-an dakwah melalui ekonomi islam, membenahi bacaan qur-an dan ketauhidan saya melalui liqo, dan berupaya menjaga hati  terhadap lawan jenis sekalipun yang namanya "jatuh cinta "adalah "fitrah". Dan banyak upaya "memantaskan diri"lainnya yang sedang saya pelajari.

But Plis Guys, dont judge books by its cover.

Jangan bilang Ia bukan gadis yang layak di sandingkan karena tidak pakai rok,

Jangan bilang Ia bukan gadis yang Amanah hanya karena tidak pernah datang syuro mungkin amanahnya jauh lebih besa di luar sana.

dan Jangan bilang Ia bukan gadis yang baik hanya karena ia tidak ikut liqo...

Bila kini akhwat telah menjadi batasan terhadap muslimah-muslimah islami menjadi hanya pada aktivis dakwah. mari sama-sama kita lihat lingkungan di luar diri kita masi banyak yang lebih baik.. 

dan Ayoo instropeksi sama-sama akan penghambaan kita,

Wallahua'lam