Yang menjadi landasan saya dalam memilih seorang pendamping hidup adalah hadist Rasulullah SAW mengenai 4 perkara yaitu harta, keturunan, fisik dan agama.
Prioritas pertama adalah mengenai agama.
Artinya, saya ingin memiliki pendamping yang merasa masih hijau dalam
belajar agama, sehingga kami bisa belajar memperdalam agama
bersama-sama. Sementara orang yang merasa sudah matang dalam beragama,
ibaratnya buah, tinggal menunggu kapan membusuk saja, tidak ada
keterbukaan untuk mau belajar dari orang lain.
Saya mengharap kepada ALLAH bahwa pendamping
saya nantinya adalah seorang yang mencintai ALLAH dan Rasul-Nya.
Sehingga ia takkan pernah menghinakan istrinya jika sedang tidak
menyukainya, serta tidak menempatkan istrinya memenuhi hatinya ketika ia
sedang menyukainya.
Mengenai harta, saya tidak ingin pendamping
saya menjadi budak uang, menukarkan waktu untuk keluarganya dengan
bekerja pada atasannya setiap hari hanya untuk dapat uang. Saya berharap
memiliki suami yang bermental pengusaha.
Mengenai keturunan, saya berharap pendamping
hidup saya sampai akhir hayat adalah seorang yang menyayangi keluarga
orangtuanya. Dengan dukungan dari pendamping saya, saya akan beradaptasi
dengan keluarganya. Bagaimanapun keluarga dia adalah keluarga saya
juga. Saya akan menjalin silaturahim yang kuat dengan keluarganya.
Mengenai fisik, saya bukan seorang yang gila
fisik. Saya lebih mementingkan sikap. Karena seorang yang ganteng
sekalipun, kalau sikapnya jelek, satu jam bersamanya juga sudah bosan,
capek, nggak nyaman. Tapi, saya berharap ALLAH memberikan saya
pendamping yang bersedia memperganteng penampilan demi istrinya,
sebagaimana sabda Rasulullah, saya berharap suami saya melakukan hal
tersebut bukan untuk saya, tapi untuk ALLAH, sebagai bukti taat
kepadaNya.
Diluar keempat kriteria tersebut, saya
berharap memiliki seorang pendamping yang memiliki antusiasme besar,
semangat, ramah pada manusia-hewan-tumbuhan, berpikir positif, suka
tantangan, terbuka, perhatian, humoris, bahagia melihat kebahagiaan
orang lain, berprinsip, jujur, proaktif (tidak mau menyalahkan orang
lain karena kesalahannya), luwes, tidak banyak menuntut melainkan
membimbing , tegas, tidak menyepelekan, tidak memaksakan, tidak
men-judge, setia, pengertian, integritas, dewasa (bukan berarti nggak
lucu, nggak kekanakan, tidak merasa selalu benar. Dewasa disini
maksudnya adalah berani bertanggungjawab terhadap hidupnya sendiri.
Mandiri), berjihad.
Hehe, itu sikap-sikap yang saya sukai,
insyaALLAH sayapun sedang proses menuju sikap-sikap itu. Jadi kalau ada
yang bilang mustahil satu orang memiliki sifat tersebut, tidak saya
terima pernyataan itu.
Oh ya, ada juga hal yang berkenaan dengan
teknis, yang saya harap ada pada diri pendamping saya nantinya. Hal –
hal teknis ini berkaitan dengan saya langsung soalnya. Nilai – nilai di
atas itu sangat umum, sementara saya berharap bisa menjadi partner
seumur hidup, hal teknis di bawah ini cukup penting untuk saya paparkan:
Saya berharap memiliki seorang pendamping
yang memiliki rasa seni. Komik, film bermutu terutama animasi, tidak
menganggap seni-seni seperti itu murahan apalagi menganggapnya tidak
bermanfaat. Karena saya terbuka terhadap nilai-nilai islam yang
universal di karya-karya seni itu, dan saya tidak menganggapnya tidak
berguna bahkan sebaliknya, karya – karya seperti itu bisa menjadi ladang
dakwah yang sangat potensial.
Saya bukan orang yang kaku atau keras
terhadap kriteria- kriteria di atas. Melalui proses perkenalan, saya
dapat merasakan apakah visi yang saya miliki dengan calon suami saya
tersebut searah. Hanya pada ALLAH saya menyerahkan kepasrahan setelah
perjuangan ini.
Amin
Catatan ini diambil dari buku : Siap – Siap Nikah by Syamsa Hawa hal. 147 – 148