27 Mar 2015
Tentang Perempuan yang ku panggil "Umi"
Perempuan yang ku panggil "Umi"
Wanita tua dalam foto itu ibuku, Wanita yang masa muda nya pernah di tinggalkan suami dengan 4 orang anak dengan anak terkecil berusia 2 tahun. Ibu rumah tangga biasa saat itu yang di paksa menghidupi 4 anak dan orang tua, Hidupnya berubah ia harus menjadi pekerja keras. Umi selalu bilang, Kamu harus bisa mandiri sejak dini, Kamu ga akan pernah tau bertemu dengan jodoh seperti apa. Kerja keras Umi terpatri betul dalam diriku. Sejak 16 tahun uang jajan ku minta di STOP! sampai saat ini hitungan jari aku meminta. Anak bungsu ini memang paling manja,tapi daya juang umi lekat dalam pembuluh darah ku.
Wanita ini yang mengajarkan ku tentang sapu, dapur, mesin cuci. Umi bilang, kamu harus bisa semuanya Karena umi ga bisa memastikan setelah ini kamu tinggal dimana, Tapi hari ini kamu bisa memilih tidak melakukannya. lakukan yang kamu suka berbuat terbaik untuk hidupmu.
Wanita ini mengajarkan ku kesabaran yang tak ada habisnya, bagaimana ia di marah suami, bagimana ia mengurai konflik 5 anak 11 cucu dan bagaimana ia menghadapi anak buah yang berulah. Kesabaran umi teruji waktu, buktinya ia masih menerima pria yang pernah meninggalkannya dan menerima menjadi teman hidupnya hingga usia pernikahan 45 tahun kini.
Wanita ini juga yang mengajarkan aku kedermawanan, siapapun yang datang pada kami dengan tangan di bawah pasti ia bantu semampu nya. padahal beberapa dari mereka adalah pengiba atau penipu. Sering kali ayah marah kebaikan ibuku tapi ia selalu bilang "Allah Boten Sare, Allah Sing Mbalesi bah". Sampai hari ini saat menemani umi pulang kampung sering melihat mepandangan mahfum bagaimana umi di peluk dan di cium bapak2 40 tahuhan ponakaan2 umi saat muda dulu, kata2 yang sering ku dengar "terimakasih ya Mi, Umi Sehat terus" entah kebaikan apa2 saja yg umi lakukan pada ponakan2an nya tapi ini pembentukan jiwa yg Sehat bagiku.
Menurutku wanita ini ibadahnya luar biasa, sholat 5 waktu tanpa absen di masjid kecuali ia tidak bisa bangun dari ranjangnya. Tahajudnya sampai selesai al waqiah di waktu fajr. Sujud dalam dhuha nya tak bisa ku saingi. AKu yang masih muda lagi dan sehat belum betah persujudnya lebih dari 15 menit, ia ibu ku setiap hari melakukannya. Sungguh ibadahnya membuatku iri menjadikan diri sepertinya. Katanya "hidup itu bagaimana mempersiapkan kematian terbaik, khusnul khatimah" Doa Terbaikku, insyaAllah cita-cita umi tercapai.
Wanita yang hanya lulus SD ini sangat pintar menghitung, aku yang pernah oimpiade matematika mengakuinya. untuk kali hitung bagi aku kalah cepat dengannya. Sungguh wanita ini intan. Permata terbaik di hatiku.
Aku yang hari ini adalah apa yang mereka tanam, terlepas aku yang suka begadang dan bangun siang, aku yang lebih suka mendelegasikan hal-hal rumahan, dan aku yang wanita abal-abal super cuek. Semoga Allah memberikan waktu dan kesempatan ku untuk memperbaiki diri dari waktu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "Tentang Perempuan yang ku panggil "Umi""
Posting Komentar